Banyak sekali hal yang diceritakan di dalam sejarah Indonesia, mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan sampai sekarang.
Salah satu dari setiap cerita sejarah yang cukup menarik untuk diketahui adalah tempat pengasingan para pahlawan nasional yang dianggap oleh para penjajah bisa mengganggu kekuatan mereka sebagai penjajah.
Tempat pengasingan para pahlawan ini tercatat bisa menampung mereka sampai bertahun-tahun atau bahkan sampai akhir hayat mereka. Oleh itulah, beberapa tempat yang pernah jadi wadah pengasingan seringkali menjadi tempat makam para pahlawan itu juga.
Berbagai Tempat Pengasingan Para Pahlawan Nasional

Berbicara tentang sejarah, pembahasan tentang tempat pengasingan para pahlawan Indonesia adalah suatu hal yang menarik dan melekat untuk dibahas.
Pada kala itu, para pahlawan yang dinilai sangat mengancam pengaruh para penjajah akan dibawa ke tempat-tempat pengasingan yang mana itu jauh dari kota, terpencil, minim akses, dan susah untuk keluar dari sana.
Lantas, memang di mana sajakah lokasi yang dijadikan tempat pengasingan para pahlawan nasional Indonesia ini? Mari simak seluruhnya lewat pembahasan berikut ini:
1. Boven Digoel
Boven Digoel adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Papua yang mana jaraknya adalah 11 jam dari kota Merauke.
Tempat ini dulunya dibangun menjadi tempat pengasingan untuk para tokoh yang terlibat dalam “Pemberontakan November 1926” yakni mereka merupakan anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) dan para tokoh yang lakukan perlawanan basis agama.
Berdasarkan catatan sejarah yang ada, para pahlawan yang pernah diasingkan di sana salah satunya adalah Sayuti Melik, Moh. Hatta, Muchtar Lutfli, Sutan Sjahrir, hingga Mas Marco Kartodikromo.
2. Ende
Ende adalah salah satu kota yang terletak Flores, Nusa Tenggara Timur. Munculnya tempat ini sebagai wadah pengasingan paling terkenal dikarenakan Soekarno pernah dibuang ke kota ini.
Ini terjadi ketika para Pemerintah Hindia Belanda menemukan bahwa kegiatan politik dari Soekarno dinilai membahayakan keberadaan dan kekuatan mereka sebagai penjajah.
Di Kota Ende ini, Soekarno diasingkan bersama istrinya yakni Inggit Garnasih beserta mertua dan kedua anaknya selama 4 tahun yang kemudian kembali bebas sehingga dia bisa melanjutkan kegiatan politiknya secara diam-diam demi bangsa Indonesia.
3. Banda Neira
Banda Neira adalah salah satu pulau di Maluku yang ternyata juga pernah menjadi tempat pengasingan para pahlawan nasional di era penjajahan Belanda.
Dalam sejarah Indonesia, beberapa pahlawan yang tercatat pernah diasingkan ke sini adalah Sutan Sjahrir dan Moh. Hatta usai dipindah dari Boven Digoel, Iwa Koesoemasoematri, dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
Meski menjadi tempat pengasingan menariknya, Sjahrir dan Hatta ternyata masih bebas untuk berkeliling, menerima tamu, serta mendapat informasi dari luar selama di Banda Neira, bahkan mereka juga pernah mengangkat anak di sana.
Berasal dari Papua, Silas Papare adalah salah satu pahlawan dari timur yang benar-benar mendukung dan memperjuangkan penyatuan Papua dengan Indonesia.
4. Pulau Buru
Menjadi salah satu pulau terbesar di Maluku dan memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah, lokasi ini ternyata pernah menjadi tempat pengasingan para pahlawan nasional.
Pulau ini menjadi tempat bagi para tokoh yang menurut Belanda aktif dalam organisasi yang mereka anggap terlarang dan berbahaya karena mengancam kekuatan dan pengaruh mereka.
Selain itu, usai penjajahan para tahanan yang pernah dibuang ke sana adalah yang terlibat dalam peristiwa G-30S PKI dan menentang Pemerintahan Orde Baru.
Itulah berbagai bahasan sejarah Indonesia tentang tempat pengasingan para pahlawan nasional yang dapat diketahui. Meski dulunya jadi tempat pengasingan, di zaman sekarang sebagian tempat tersebut sudah menjadi sangat indah dan kerap dijadikan sebagai destinasi wisata.
