Sejarah Indonesia tentang Pasukan Cakrabirawa yang Terlibat G30S PKI

Apa itu Pasukan Cakrabirawa? dan bagaimana terbentuknya?

Menurut sejarah Indonesia, Cakrabirawa adalah sebuah satuan pengamanan khusus yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya.

Satuan ini didirikan sebagai respon terhadap upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Jadi, pasukan ini memiliki tanggung jawab utama untuk melindungi presiden dan keluarganya dari segala ancaman serta memastikan keamanan Istana Presiden.

Berikut Sejarah Indonesia tentang Pasukan Cakrabirawa

Menurut sejarah Indonesia, Cakrabirawa adalah satuan pengamanan khusus yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden.

Meskipun pertama kali didirikan sebagai satuan pengamanan khusus Presiden, namun Pasukan Cakrabirawa juga dikenal karena keterlibatannya dalam salah satu peristiwa gelap yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu Gerakan 30 September PKI (G30S PKI).

Mulai dari awal pembentukannya hingga terjadinya peristiwa tragis G30S PKI, Cakrabirawa adalah salah satu wujud dinamika politik dan keamanan bangsa yang melanda Indonesia pada masa itu. Sebagai gambaran, berikut ini ulasan sejarahnya secara kronologis:

Awal Pembentukan

Awalnya, gagasan awal pembentukan Pasukan Cakrabirawa muncul sebagai respon terhadap percobaan tindak pembunuhan terhadap Presiden Soekarno pada saat salat Idul Adha di tahun 14 Mei 1962.

Pada masa itu, Letnan Kolonel CMP Sabur menjadi pionir yang melaporkan rencana pembentukan pasukan khusus pengawal Istana Presiden setelah insiden tersebut.

Dengan adanya dukungan empat Panglima Angkatan Bersenjata, Letkol Sabur kemudian berhasil membentuk pasukan ini dengan meminta satu batalyon prajurit terbaik dari masing-masing angkatan.

Terbentuknya Pasukan Cakrabirawa

Akhirnya, Pasukan Cakrabirawa resmi dibentuk untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan Istana Presiden pada tahun 1962.

Tepatnya pada tanggal 6 Juni 1962, Soekarno secara resmi mengeluarkan keputusan Presiden/Panglima Tertinggi tentang pembentukan resimen khusus penjaga keselamatan Presiden dan keluarganya, yang dikenal sebagai Resimen Cakrabirawa.

Adapun nama “Cakrabirawa” sendiri dipilih oleh Soekarno sebagai bentuk penghormatan terhadap senjata pamungkas dalam lakon wayang purwa.

Meski sudah dibentuk sejak 1962, namun menurut catatan sejarah Indonesia, Pasukan Cakrabirawa baru diresmikan pada 6 Juli tahun 1963 melalui sebuah upacara sederhana yang dipimpin langsung oleh Soekarno di Wina, Austria.

Dengan adanya upacara tersebut, Presiden Soekarno memberikan tongkat komando beserta baret merah tua khas Cakrabirawa untuk Brigadir Jenderal Moh Sabur yang telah menerima pangkat sebagai Komandan Cakrabirawa.

Keterlibatan Cakrabirawa di G30S PKI

Sayangnya, Cakrabirawa yang memiliki tanggung jawab tunggal dalam melaksanakan tugas pengamanan terhadap Kepala Negara beserta keluarganya kemudian terlibat di peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia.

Keterlibatan ini terutama dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri, yang merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.

Letkol Untung memiliki peran besar dalam peristiwa berdarah tersebut, di mana ia menjadi pihak yang menugaskan Lettu Dul Arief untuk menjadi ketua pelaksana penculikan para petinggi TNI AD.

Bersama Pasukan Cakrabirawa, mereka berhasil menculik dan membunuh para petinggi TNI AD, kemudian membuang jasad mereka di Lubang Buaya, kawasan Pondok Gede, Jakarta

Peristiwa tersebut benar-benar menciptakan luka yang mendalam dalam ingatan bangsa. Meskipun tidak semua anggota pasukan terlibat, namun keterlibatan Cakrabirawa turut memberikan dampak yang signifikan terhadap kestabilan negara.

Penangkapan Letnan Kolonel Untung

Pasca-peristiwa G30S PKI, Mayjen Soeharto kemudian memimpin upaya penumpasan terhadap para pelaku dan dalang pemberontakan tersebut.

Salah satu yang menjadi sasaran utama adalah Letnan Kolonel Untung selaku pemimpin Pasukan Cakrabirawa yang terlibat dalam aksi pemberontakan.

Akhirnya, pada tanggal 11 Oktober tahun 1965, Letkol Untung berhasil ditangkap di Tegal sebelum melarikan diri ke Jawa Tengah. Hal inilah yang menandai akhir dari peran kontroversial Pasukan Cakrabirawa dalam peristiwa G30S PKI.

Meskipun G30S PKI sudah berlalu, namun peristiwa tragis ini akan selalu tersimpan sebagai bagian dari catatan sejarah Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi setiap warga negara Indonesia untuk tidak melupakan kisah ini sebagai pelajaran di periode yang akan datang.

Nayla Griselda

Nayla Griselda