Saat kesehatan tubuh terganggu, rasanya tidak nyaman, bukan? misalnya saja saat tubuh terkena penyakit maag. Berbicara soal penyakit maag, ada banyak mitos dan fakta yang saling berkaitan sampai sulit dibedakan.
lewatkan. Di dalam lambung yang sehat, ada lapisan lendir yang cukup tebal yang fungsinya untuk melindungi dinding lambung dari efek kerusakan yang diakibatkan asam lambung.
Namun, apabila lapisan pelindung ini menipis atau terkikis, cairan pencernaan dapat menyerap ke dalamnya, merusak jaringan dan mengakibatkan luka atau ulkus yang menyakitkan pada bagian perut atau duodenum.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penipisan lapisan proteksi ini. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan sakit maag dan penyakit tukak lambung (PUD). Sayangnya, beredar banyak mitos tentang tukak lambung yang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Misinformasi ini dapat mencegah seseorang mendapatkan perawatan yang tepat dan bahkan bisa memperparah kondisi mereka.
Info Kesehatan Tubuh, Inilah Mitos tentang Penyakit Maag
Ada banyaknya fakta dan mitos yang berseliweran di masyarakat mengenai penyakit ini. fakta dan mitos terkadang bercampur sehingga sulit untuk dibedakan. demi membuat perbedaannya semakin jelas, mari Simak pemaparan di bawah ini.
Mitos: Stres dan Kecemasan adalah Penyebab Utama Maag
Ada satu keterangan bahwa stres dan cemas merupakan penyebab utama tukak lambung. Perlu Anda ketahui bahwa kondisi kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Apabila Anda stres dan cemas, otak akan beralih ke mode bertahan dan ia akan melepaskan sejumlah hormon ke dalam tubuh Anda.
Akibatnya, detak jantung Anda menjadi lebih cepat, yang kemudian membuat cairan lambung Anda lebih aktif. Peningkatan aktivitas dari cairan lambung ini dapat memperparah rasa sakit maag.
Mitos: Maag akan Terasa lebih Parah setelah Anda Makan
Penyakit maag bisa lebih parah saat Anda makan adalah sebuah mitos. Bukankah sulit untuk menjaga kesehatan tubuh jika Anda tidak makan?
Jadi, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh maag disebabkan oleh asam lambung. Karena itu, mengonsumsi makanan bisa membantu menetralisir asam tersebut, yang pada gilirannya dapat meredakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tukak lambung.
Apabila Anda merasa kondisi Anda memburuk atau mengalami mulas setelah makan, kemungkinan Anda menderita penyakit refluks gastroesophageal (GERD). Untuk memastikannya, Anda harus menemui dokter dan melihat hasil pemeriksaannya.
Mitos: Mengonsumsi Makanan Pedas Menyebabkan Maag
Faktanya, penyakit maag mengatakan bahwa sebagian orang percaya bahwa makanan pedas membakar perut Ada dan menyebabkan lubang di lapisan perut.
Keterangan itu belum didukung oleh fakta medis. Namun, apabila seseorang sudah memiliki tukak lambung, mengonsumsi makanan pedas bisa memicu rasa sakit perut pada beberapa orang.
Makanan pedas juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada orang yang menderita sindrom iritasi usus (IBS) atau penyakit radang usus (IBD). Pasalnya hal ini banyak berkaitan dengan makanan yang menjadi pemicu untuk kondisi-kondisi tersebut.
Oleh karena itu, jika Anda merasa sakit perut setelah mengonsumsi makanan pedas, sebaiknya Anda menjalani tes untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari sensitivitas atau intoleransi makanan Anda. ini merupakan upaya tepat untuk menjaga kesehatan agar maag tidak semakin parah.
Mitos: Tidak Ada Pengobatan untuk Maag
Anda sebaiknya tidak berusaha mengatasi maag dengan cara sendiri. Meski antasida tersedia secara bebas di pasaran, obat tersebut hanya meringankan rasa sakit untuk sementara, dan Anda seharusnya tidak selalu mengandalkannya setiap kali kambuh. Sebab, ada penyakit maag yang penyebabnya yaitu bakteri Helicobacter pylori
Menjaga kesehatan tubuh itu perlu. Salah satu bentuk ikhtiarnya adalah memahami mitos dan fakta supaya bisa dibedakan. Kesimpulan dari keterangan di atas adalah, sekecil apapun rasa sakit yang ditimbulkan, maag tidak boleh disepelekan. Ubah gaya hidup Anda dan terapkan pola hidup sehat!