Situasi yang tidak kondusif bisa menimbulkan stres. Hal ini ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Sumber stres setiap orang bisa berbeda-beda, mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga pengaruh dari lingkungan sekitar.
Ketika seseorang tidak mampu mengelola stresnya dengan baik, maka bisa memberikan efek yang kurang baik pada kesehatan. Pasalnya, tubuh akan melepaskan hormon yang dapat mempengaruhi fungsi organ ketika seseorang mengalami stres. Selain itu, stres mengganggu kadar hormon lainnya dalam tubuh.
7 Masalah Kesehatan Tubuh akibat Stres Berkepanjangan
Stres yang dialami dalam jangka pendek biasanya tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Namun, stres yang dialami dalam jangka panjang, atau yang disebut dengan stres kronis, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Berikut adalah beberapa dampak stres pada kesehatan jasmani:
1. Gangguan Sistem Saraf Pusat
Stres dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem ini yang akan merespon stres pada tubuh. Saat seseorang merasa stres, hipotalamus pada otak akan meminta kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon kortisol dan hormon adrenalin.
Kedua hormon ini dapat meningkatkan detak jantung dan laju pernafasan.Bila stres tidak segera diatasi, Anda akan mengalami sakit kepala hingga insomnia. Namun, jika dapat teratasi, sistem saraf pusat akan memerintahkan tubuh agar kembali pada kondisi normal.
2. Gangguan pada Jantung dan Pembuluh Darah
Stres dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan kadar hormon stres kortisol. Hal ini dapat membuat risiko terkena penyakit jantung semakin tinggi. Contohnya, serangan jantung dan stroke. Risiko ini dapat semakin besar bila Anda memiliki gaya hidup yang tidak sehat.
3. Masalah pada Sistem Pernapasan
Stres juga dapat mengganggu sistem pernafasan. Pasalnya, tubuh akan terus berusaha memberikan pasokan oksigen ketika Anda mengalami stres. Hal ini bisa memperburuk riwayat asma dan memicu serangan panik.
4. Gangguan Pencernaan
Stres dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, muntah, diare, dan sembelit. Stres dapat meningkatkan detak jantung dan pernafasan yang mengganggu sistem pencernaan. Selain itu, stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan esofagus.
5. Gangguan Sistem Reproduksi
Stres dapat mengganggu fungsi sistem reproduksi, baik pada wanita maupun pria. Pada pria, stres dapat menyebabkan disfungsi ereksi, penurunan libido, dan infertilitas. Sementara itu, stres pada wanita dapat menyebabkan gangguan menstruasi, ovulasi, dan kesuburan. Hormon kortisol yang muncul saat stres dapat mengganggu keseimbangan hormonal, termasuk hormon produksi (estrogen dan progesteron) pada wanita.
6. Mempengaruhi Sistem Imun
Stres kronis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit. Stres dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol, yang dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh.
7. Gangguan Kehamilan
Ibu hamil yang mengalami stres berkepanjangan, akan berisiko depresi dan mengalami gangguan kecemasan. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan tubuh ibu hamil dan janinnya. Stres kronis selama kehamilan dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan.
Komplikasi yang dimaksud antara lain kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan preeklampsia. Stres dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol, yang dapat mengganggu perkembangan janin dan plasenta.
Demikian beberapa pengaruh stress terhadap kesehatan tubuh. Agar tubuh tidak mengalami beberapa masalah di atas, sebaiknya belajar untuk mengelola stres dengan baik. Anda dapat melakukan beberapa aktivitas bermanfaat, seperti membaca buku, berolahraga, atau sekadar jalan-jalan pagi untuk menghirup udara segar. Selain itu, usahakan mendapat tidur yang cukup karena hal ini dapat membuat tubuh terasa lebih segar di pagi hari.